WONOGIRI - Saat jagung muda lebih cepat dipanen. Bahkan para petani lebih mengutamakan menjualnya untuk untuk makanan sapi daripada menunggu panen itu tiba. Saat ini, hanya jagung satu-satunya tumbuhan yang mampu tumbuh di lahan kering dan tandus. Maka, ia menjadi andalan bagi petani untuk menghasilkan uang.
Begitulah petani di Dukuh Kuniran, Desa Ketos, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri Banten menyiasati hidup. Kemarau panjang memberikan dampak kekeringan terhadap sumber mata air, bahkan nyaris sulitnya menjalani hidup sebagai petani. Satu-satunya harapan adalah para penduduk desa hanya mengandalkan air hujan karena daerah ini sangat tandus, berbatu, berkapur dan perbukitan.
Desa ini terletak di sangat dalam dan terisolasi di Wonogiri sub-distrik, sekitar 110 km dari kota Solo. Untuk menempuhnya membutuhkan waktu sekitar 3 (tiga) jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan, melintasi jalan terjal dan perbukitan.
Sebelumnya tim BMH telah terjun langsung kelokasi dengan melalui penempatan Dai Hidayatullah serta memberikan beasiswa kepada beberapa siswa yang asli penduduk setempat. Dengan harapan, belitan ekonomi tidak memutus untuk terus melanjutkan ke jeanjang yang lebih tinggi. Tidak tanggung-tanggung, Dai yang kini mukim diberikan kepercayaan sebagai penyuluh agama bagi masyarakat setempat.
Selanjutnya...
0 comments:
Post a Comment